Rabu, 20 Januari 2016

Sholat Subuh - Tolak Ukur Keimanan Anda

Sesungguhnya segala puji-pujian hanya layak bagi Allah Azza Wajalla, shalawat dan salam semoga Allah curahkan kepada Nabi kita, Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Kondisi mengkhawatirkan yang terjadi pada kebanyakan umat Islam pada hari ini adalah gejala meninggalkan shalat Subuh dan meninggalkan shalat Subuh berjamaah di Masjid. Meskipun diketahui bahwa melakukan shalat Subuh khususnya di Masjid secara berjamaah memiliki manfaat yang besar di sisi Islam untuk membangun kekuatan Iman namun kini banyak yang mengabaikannya, bahkan diantara mereka yang mendukung perjuangan Islam pun banyak yang tidak mampu untuk bangun awal mengerjakan shalat Subuh di Masjid.

Kondisi ini disebabkan dari kebiasaan terjaga lewat malam apakah karena melakukan kegiatan seperti menonton televisi, berolahraga, makan-makan atau mengobrol hal-hal yang tidak bermanfaat. Inilah yang sering menyebabkan umat Islam terjaga sampai larut malam sampai menyebabkan mereka kehilangan keberkahan yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW di awal pagi. Jika kita lihat generasi umat Islam dimasa lalu, mereka sangat peduli soal tidur awal agar mereka dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan ibadah dan lantas bekerja di awal pagi dengan kondisi yang segar dan sehat. Oleh karena itu tidak mengherankan banyak cerita kita dengar mengenai kehidupan generasi masa lalu di kalangan kakek, nenek dan moyang kita yang selalu sehat dan bertenaga disiang hari. Jarang sekali kita dengar mereka terserang penyakit atau tekanan perasaan seperti yang terjadi pada kebanyakan orang pada masa ini. Oleh karena itulah Nabi SAW bersabda:

اللهم بارك لأمتي في بكورها

Artinya: "Ya Allah! Berkatilah ummat ku diwaktu paginya ". Hadis riwayat Ahmad

Sholat Subuh


Untuk membantu sahabat-sahabat untuk bangun awal diwaktu pagi supaya bisa bertahajjud, shalat sunat dua rakaat sebelum subuh dan shalat subuh berjamaah di Masjid, di sini dikutip beberapa metode yang sedikit-sebanyak dapat membantu.

Metode membantu diri untuk mudah bangun pagi adalah:

1) Tidur lebih awal:

Menjadi kebiasan mereka yang tidur lebih awal akan bangun awal dan sebaliknya. Oleh karena itu adalah makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya dan berbicara yang tidak berguna serta membuang waktu berikutnya sampai menyebabkan tidur lewat. Namun, ada kondisi yang dikecualikan untuk tidur lewat sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam uraiannya kepada Sahih Muslim. Katanya: Sebab dimakruhkan berbicara setelah shalat isya adalah yang menyebabkan terjaga malam dan dikhawatirkan akan menyebabkan tertidur nyenyak sampai tertinggal qiamullail atau lewatkan solat Subuh pada waktunya atau waktu yang afdhalnya dan adalah makruh berbicara setelah shalat Isya yaitu dalam hal-hal yang tidak ada kemaslahatan, adapun jika pada hal yang ada maslahat dan kebaikan maka tidaklah makruh, seperti mempelajari ilmu, membicarakan kisah orang-orang saleh, mengobrol dengan tamu, berkomunikasi dengan dengan anggota keluarga untuk mempererat hubungan kekeluargaan, mengobrol dengan orang bepergian untuk menjaga harta dan diri mereka, berkomunikasi dalam urusan mendamaikan antara manusia dan membantu mereka dalam hal kebaikan, menyeru kepada kebaiakan dan mencegah kemungkaran, menunjukkan kepada kemaslahatan dan yang sejenisnya, semua itu tidaklah termasuk dalam hal makruh ".

Bagi seorang Muslim yang perihatin dia berjaga malam adalah karena aktivitas perjuangan dan ibadah dan bukan karena perbuatan yang tidak bermanfaat, dan jika sekiranya dia lewat tidurpun dia tetap berusaha dan memastikan bangun awal untuk ke Masjid shalat berjamaah subuh.

2) Memelihara adab tidur:

Kunci kedua untuk mudah bangun di waktu subuh adalah memelihara amalan sunnah ketika tidur di waktu malam. Yaitu dengan berwudhu, ketika di atas pembaringan duduk sambil menyatukan kedua telapak tangan dan meniupkan ke atasnya setelah membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian di sapu ke seluruh badan dan tidur dengan membaca doa sebelum tidur. Bagi mereka yang sulit bangun pagi, harus memohon bantuan dari anggota keluarga, teman atau tetangga untuk membantu membangunkan untuk bangun di pagi hari atau menyediakan jam weker. Bagi mereka yang sudah terbiasa bangun awal di waktu subuh biasanya tidak menjadi masalah untuk bangun awal karena secara fitrah dia akan bangun pada waktu dan tidak perlu ke faktor eksternal untuk melakukannya karena tampaknya ia senantiasa dibantu oleh para Malaikat untuk bangun.

Kemudian setelah terjaga harus membaca doa dan janganlah sekali-kali melanjutkan tidur karena akan menyebabkan melewatkan waktu subuh.

3) Penuhi dada dengan Iman dan amal saleh:

Keimanan yang kuat adalah merupakan pendorong utama bagi seseorang melakukan sesuatu yang sulit. Mengerjakan qiamullail dan shalat Subuh di Masjid adalah suatu praktek yang sulit dan tidak dapat dilakukan kecuali oleh mereka yang benar-benar yakin kepada janji kebaikan dari Allah Ta'ala. Justru untuk meningkatkan keimanan dalam dada, seseorang harus menambahkan amalannya dengan banyak melakukan kebaikan, karena dengannya hati seseorang itu akan menjadi suci dan bersih yang memudahkan untuk suburnya Iman. Sebaliknya hati yang kotor akan menjadi keras dan kekerasan hati adalah menjadi penghalang bagi seseorang untuk melakukan amal ibadah yang sulit seperti shalat Subuh berjamaah di Masjid dan qiamullail. Hati bisa menjadi keras karena dikotori oleh sifat-sifat mazmumah seperti rasa dengki, ujub dan riak atau karena makan dari sumber yang tidak halal.

4) Menjauhi perbuatan maksiat:

Maksiat adalah penghalang dalam melaksanakan solat Subuh dan mengerjakannya di Masjid. Justru harus kita selalu menjauhi segala maksiat. Seperti yang bersumber dari mata yaitu melihat hal yang haram seperti melihat aurat wanita, baik melalui televisi atau internet. Juga yang berasal dari lidah yaitu perbuatan menghujat, menghina, mengumpat dan menebar fitnah. Juga yang berasal dari telinga seperti mendengarkan hiburan-hiburan ilegal dan umpatan serta fitnah. Mereka yang melakukan maksiat sering sulit untuk bangun shalat Subuh atau ke Masjid karena melemahkan naluri beramal soleh dan mengikis keyakinan kepada janji-janji kebaikan dari Allah Ta'ala. Mata, lidah dan telinga harus digunakan untuk melihat, membaca dan mendengar hal kebaikan seperti al-Quran, al-Hadis, ceramah dan lain-lain.

5) Mengetahui kelebihan shalat Subuh dan fadhilat mengerjakannya di Masjid

Harus mengetahui kelebihan dan keistimewaan dalam solat subuh dan mengerjakannya di Masjid karena dengan mengetahuinya barulah seseorang terdorong untuk bersemangat dan ikhlas melakukannya. Utsman bin 'Affan ra meriwayatkan bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

Yang artinya : "Barangsiapa yang sholat Isya secara berjamaah seumpama bangun mengerjakan qiam separuh malam dan barangsiapa mengerjakan shalat Subuh secra berjamaah seumpama dia solat keseluruhan malam ". Hadis riwayat Imam Muslim.

Ibnu Mas 'ud ra meriwayatkan telah diceritakan kepada Rasulullah SAW berkenaan dengan seorang pria yang tidur di malam hari sehingga melewati waktu Subuh, maka beliau SAW bersabda:

ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ أَوْ أُذُنَيْهِ

Artinya: Pria tersebut telah dikencingi oleh setan di telinganya (atau kedua telinga). Hadis riwayat Imam Al-Bukhari.

Menurut Imam Al-Qurtubi kencing setan adalah kencing yang hakiki dan bukan hanya simbolis. Sebab itu ada kalanya kita bisa kenal mereka yang tidak shalat Subuh karena wajahnya yang suram akibat dari kencing setan, berbeda dengan mereka yang bangun solat Subuh di awal pagi.

Kebesaran dan keagungan shalat Subuh berjamaah di Masjid harus dimasukkan ke dalam hati karena ia akan menangkis bisikan setan yang selalu membisikkan supaya meninggalkannya. Bagi para ulama dan ustaz pula harus menanamkan rasa malu dan bersalah yang amat sangat jika tidak hadir untuk shalat Subuh berjamaah karena dia adalah contoh bagi jamaah lainnya.

6) Mengetahui dampak meninggalkan solat subuh / shalat berjamaah subuh.

Setan selalu berusaha menghalagi orang yang beriman untuk mendapatkan keuntungan di waktu subuh dengan mencegahnya bangun tidur. Nabi SAW bersabda: ((Setan mengikat / membelenggu tengkuk di antara kamu yang tidur dengan tiga ikatan. Dia memukul di atas tiga ikatan (sambil berkata): Malam masih panjang, lanjutkan tidur! Jika dia bangun lalu berdzikir menyebut nama Allah Taala maka lepaslah satu iakatan, jika dia berwudhu terlepaslah ikatan berikutnya dan jika dia shalat maka terlepaslah semua ikatan. Maka pagi itu dia akan fit dan baik jiwanya, jika tidak dia akan menjalani waktu pagi dalam keadaan jelek dan malas)). HR Al-Bukhari.

Waktu setelah shalat Subuh adalah saat banyaknya kebaikan dan keberkahan, karena itulah Nabi SAW berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا

Maksudnya: Ya Allah berkahilah ummatku di pagi hari! HR Al-Tirmidzi.

Oleh sebab itu kita lihat mereka yang berhasil dalam urusan dunia mereka seperti berdagang, beternak atau bertani memulai kerja mereka di awal pagi karena rezki terbuka luas diwaktu tersebut. Begitulah juga dalam urusan akhirat pagi hari adalah saat yang paling baik menambah amal ibadah. Jadi mereka yang menyiakan waktu tersebut dengan tidur atau istirahat-istirahat saja sebenarnya telah mendapat kerugian dalam hidup mereka.

Selain keuntungan dalam kerja dan ibadah, mereka yang bangun awal juga mendapat kebaikan dari sudut kesehatan karena udara yang dihirup di waktu subuh adalah udara yang segar dan akan hilang kesegarannya ketika terbitnya matahari. Kesegaran udara di pagi hari ini akan mencerdaskan otak, mendamaikan jiwa dan menguatkan fisik.

7) Menjauhi sifat munafiq.

Kehadiran diri ke Masjid di waktu subuh adalah merupakan bukti kekuatan iman seseorang Muslim dan bebasnya diri dari sifat munafiq karena itu adalah waktu paling sulit untuk melaksanakan ketaatan. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةَ عَلَى المـُـنَافِقِيْنَ صَلَاةُالعِشَاءِ وَالفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لَأَتَوهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

Maksudnya: ((Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi mereka yang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh, kalaulah mereka tahu kelebihan keduanya niscaya mereka akan datang melaksanakannya meskipun dalam kondisi merangkak)) HR Al-Bukhari dan Muslim.

Abdullah bin Mas 'ud ra berkata: "Engkau telah melihat kami dan tidak meninggalkannya (shalat Subuh) melainkan munafiq yang dimaklumi sifat nifaqnya". Riwayat Muslim, Abu Daud, Al-Nasai dan Ibnu Majah.

Ibnu Umar ra berkata: "Apabila kami menemukan ada pria yang tidak hadir shalat (di Masjid) pada waktu fajar (subuh) dan Isyak kami akan berburuk sangka terhadapnya". Riwayat Al-Bazzar, Al-Tobrani dan Ibnu Khuzaimah.

Jadi jika Anda ingin mengukur iman seseorang maka ia bisa diukur dengan kondisi shalat Subuhnya. Jika dia seorang yang sangat memelihara shalat Subuh dan melaksanakannya secara berjamaah di Masjid maka itu menjadi bukti kekuatan imannya. Namun jika sebaliknya, dia sangat malas berjamaah di Masjid waktu subuh maka itu adalah pertanda imannya yang bermasalah serta kekerasan hatinya. Ia juga menunjukkan ketundukannya kepada hawa nafsu dan kekalahannya kepada bisikan setan. Seseorang yang mampu bangun untuk pergi berjamaah di waktu Subuh adalah bukti kekuatan iman seseorang karena dia telah menang dalam perang dengan hawa nafsu dan hasutan setan supaya terus tidur.


Sumber:http://www.detikislam.blogspot.co.id

0 komentar:

Posting Komentar